Kawasan Sultanahmet mungkin sudah tidak asing lagi bagi siapa saja yang pernah berkunjung ke Istanbul, Turki. Kawasan ini adalah kawasan tua (old city). Di tempat inilah beberapa bangunan yang menjadi landmark kota Istanbul berdiri, seperti Masjid Sultanahmet (Masjid Biru), Haghia Sophia, Yerebaten Cistern, dan Istana Topkapi. Kawasan Sultanahmet ini dulu merupakan ibukota pemerintahan Romawi Timur sampai berpindah pada Kesultanan Ottoman Turki tahun 1453.
Kawasan Sultanahmet mungkin sudah tidak asing lagi bagi siapa saja yang
pernah berkunjung ke Istanbul, Turki. Kawasan ini adalah kawasan tua
(old city). Di tempat inilah beberapa bangunan yang menjadi landmark
kota Istanbul berdiri, seperti Masjid Sultanahmet (Masjid Biru), Haghia
Sophia, Yerebaten Cistern, dan Istana Topkapi. Kawasan Sultanahmet ini
dulu merupakan ibukota pemerintahan Romawi Timur sampai berpindah pada
Kesultanan Ottoman Turki tahun 1453.
Jarak hotel tempat kami menginap hanya 200 meter saja dari bangunan-bangunan bersejarah tadi, jadi kami lebih sering melihat dan melewati Masjid Biru dan Hagia Sophia. Jarak ke pantai laut Marmara juga hanya sekitar 200 meter. Ke Grand Bazzar, kita hanya perlu sekitar 15 menit jalan kaki dari kawasan ini, kalau tidak suka jalan kaki, naik saja tram karena letak stasiun juga tidak jauh. Tarif menginap beragam, dari 50-an USD sampai 300 USD per malam. Beberapa hostel juga ada di kawasan ini yang tentu saja bertarif lebih murah. Hotel tempat kami menginap sekelas bintang 4, tarifnya 130 USD per malam untuk triple room. Tapi di hotel ini, kami beberapa kali mendapat perlakuan istimewa. Pertama kali sampai di hotel sekitar jam 8.00 pagi waktu Turki, belum masuk waktu check in tapi resepsionis hotel mempersilahkan kami untuk sarapan di restoran hotel, gratis. Setelah itu yang kedua, kamar yang seharusnya triple room di adjust menjadi family room yang lebih luas tanpa biaya tambahan.
Bangunan hotel Acra, tempat kami menginap juga hanya berlantai 4, 2 lantai ke atas dan 2 lantai berada di basement. Kami juga baru sadar, kalau ternyata hotel tempat kami menginap berdiri di atas bekas reruntuhan bangunan istana Romawi. Sisa tembok yang runtuh sengaja dibiarkan dibagian restoran hotel. Di situ terdapat keterangan bahwa bekas bangunan itu dilindungi. Tempat besejarah sudah semestinya dilindungi ya...
Jangan khawatir soal makanan, di Sultanahmet banyak terdapat restoran lokal atau restoran cepat saji semacam Mc Donald atau King Burger, kafe tradisional dan modern, atau warung-warung kebab yang buka hingga tengah malam. Soal harga jangan segan memilih restoran, jika kantong tidak mau terkuras hehehe... Pilih saja restoran yang memasang daftar harga jadi kita bisa sesuaikan dengan budget. Kalau kebab dengan roti atau pilav (nasi) harganya hanya sekitar 2,5 sampai 4 TL. Jika ingin makan yang menunya beragam, kunjungi saja yang namanya lokanta, mirip dengan warung prasmanan di Indonesia atau restoran Padang harganya sih tergantung pilihan lauk, tapi rata-rata sekitar 6 - 10 TL.
Menginap di daerah Taksim atau Sultanahmet masing-masing punya sensasi. Jika anda suka dengan suasana sejarah masa lalu maka Sultanahmet adalah pilihan tepat namun jika anda suka suasana modern, di Taksim mungkin lebih cocok karena Istiklal street yang kondang dengan tempat shopping berada di sana. Di daerah Taksim juga dekat dengan istana Dolmabache dan Galata Tower. Transportasinya juga tidak sulit, naik saja tramvay yang hanya jauh dekat tarifnya hanya 2 TL. Tapi saran saya sih jalan kaki lebih baik, karena pedestrian di Istanbul sangat nyaman dan bersahabat sekalian bakar kalori kan??
Tempat ini berada di dataran tinggi kota Istanbul, di sisi sebelah timur
adalah Laut Marmara, sebelah utaranya adalah selat Bosphorus. Karena
kontur tanah di kota Istanbul memang berbukit-bukit, maka kita akan
dengan mudah melihat kota pemandangan Istanbul termasuk Istanbul di
bagian Asia. Tempat ini memang sangat strategis karena bisa melihat ke
segala penjuru. Tak heran, raja Constantine XI waktu itu bersikukuh
tidak mau menyerahkan Istanbul yang saat itu bernama Constantinopel pada
Turki, walaupun posisinya sudah terjepit karena dikepung pasukan Turki
dari arah Barat dan Timur. Kita masih bisa menyaksikan benteng-benteng
peninggalan Romawi yang berada di sepanjang pantai. Benteng yang masih
berdiri kokoh hingga saat ini.
Saat kami mengunjungi Istanbul untuk berlibur minggu lalu, kami sengaja
memilih menginap di kawasan Sultanahmet dibandingkan menginap di daerah
Taksim. Hotel dan tempat penginapan memang paling banyak terdapat di 2
kawasan ini. Namun jika ingin menginap di hotel mewah berasitektur
modern yang menjulang tinggi, kita tidak akan menemukannya di
Sultanahmet. Hotel-hotel bintang 5 seperti Best Western dan Four Season
tingginya hanya 4 lantai saja. Awalnya, saya agak heran melihat bangunan
hotel dan gedung lainnya di kawasan ini, karena hotel yang berada di
Sultanahmet hanya berlantai tidak lebih dari 4. Kawasan ini juga padat
dengan lebar jalan tidak lebih dari 5 meter, walaupun demikian tempat
ini sangat tertata rapi. Sepertinya kawasan Sultanahmet merupakan
kawasan cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah Turki. Maka dari
itu, bangunan rumah dan hotel serta penginapan tingginya tidak boleh
melebihi tinggi Blue Mosque dan Hagia Sophia. Tak heran, 2 bangunan itu
terlihat dominan terutama jika kita sedang menyeberangi laut Marmara.
Saya tidak bisa membayangkan jika hotel-hotel yang berdiri di sekitar 2
bangunan itu tidak dibatasi tingginya, mungkin Blue Mosque dan Hagia
Sophia yang megah akan tenggelam ditelan bangunan hotel pencakar langit.
Jarak hotel tempat kami menginap hanya 200 meter saja dari bangunan-bangunan bersejarah tadi, jadi kami lebih sering melihat dan melewati Masjid Biru dan Hagia Sophia. Jarak ke pantai laut Marmara juga hanya sekitar 200 meter. Ke Grand Bazzar, kita hanya perlu sekitar 15 menit jalan kaki dari kawasan ini, kalau tidak suka jalan kaki, naik saja tram karena letak stasiun juga tidak jauh. Tarif menginap beragam, dari 50-an USD sampai 300 USD per malam. Beberapa hostel juga ada di kawasan ini yang tentu saja bertarif lebih murah. Hotel tempat kami menginap sekelas bintang 4, tarifnya 130 USD per malam untuk triple room. Tapi di hotel ini, kami beberapa kali mendapat perlakuan istimewa. Pertama kali sampai di hotel sekitar jam 8.00 pagi waktu Turki, belum masuk waktu check in tapi resepsionis hotel mempersilahkan kami untuk sarapan di restoran hotel, gratis. Setelah itu yang kedua, kamar yang seharusnya triple room di adjust menjadi family room yang lebih luas tanpa biaya tambahan.
Bangunan hotel Acra, tempat kami menginap juga hanya berlantai 4, 2 lantai ke atas dan 2 lantai berada di basement. Kami juga baru sadar, kalau ternyata hotel tempat kami menginap berdiri di atas bekas reruntuhan bangunan istana Romawi. Sisa tembok yang runtuh sengaja dibiarkan dibagian restoran hotel. Di situ terdapat keterangan bahwa bekas bangunan itu dilindungi. Tempat besejarah sudah semestinya dilindungi ya...
Jangan khawatir soal makanan, di Sultanahmet banyak terdapat restoran lokal atau restoran cepat saji semacam Mc Donald atau King Burger, kafe tradisional dan modern, atau warung-warung kebab yang buka hingga tengah malam. Soal harga jangan segan memilih restoran, jika kantong tidak mau terkuras hehehe... Pilih saja restoran yang memasang daftar harga jadi kita bisa sesuaikan dengan budget. Kalau kebab dengan roti atau pilav (nasi) harganya hanya sekitar 2,5 sampai 4 TL. Jika ingin makan yang menunya beragam, kunjungi saja yang namanya lokanta, mirip dengan warung prasmanan di Indonesia atau restoran Padang harganya sih tergantung pilihan lauk, tapi rata-rata sekitar 6 - 10 TL.
Menginap di daerah Taksim atau Sultanahmet masing-masing punya sensasi. Jika anda suka dengan suasana sejarah masa lalu maka Sultanahmet adalah pilihan tepat namun jika anda suka suasana modern, di Taksim mungkin lebih cocok karena Istiklal street yang kondang dengan tempat shopping berada di sana. Di daerah Taksim juga dekat dengan istana Dolmabache dan Galata Tower. Transportasinya juga tidak sulit, naik saja tramvay yang hanya jauh dekat tarifnya hanya 2 TL. Tapi saran saya sih jalan kaki lebih baik, karena pedestrian di Istanbul sangat nyaman dan bersahabat sekalian bakar kalori kan??
Berikut jarak kawasan Sultanahmet ke tempat-tempat populer di Istanbul
- Sultanahmet - Grand Bazaar, Masjid Beyazid 1,5 km : 15 menit jalan kaki, naik tram 2 TL
- Sultanahmet - Taksim, Istiklal street 5 km : naik taxi 15 TL atau naik tram turun stasiun Karakoy lalu jalan kaki 15 menit,
- Sultanahmet - Ferryport (ke Asia side) 2,5 km : 30 menit jalan kaki menyusuri pantai Marmara, naik tram turun stasiun Sirkeci atau Karakoy, naik taxi 7 TL
- Sultanahmet - Bandara 40 km : Taxi 50 -60 TL, Metro (M1) & Tram (T1) 2 x 2 TL
Selamat menjelajah eksotisnya kota Istanbul ....