Danau Hakone yang berada tak jauh dari Tokyo, sekitar 100Km saja, adalah sebuah area pegunungan di daerah barat kota Tokyo dan merupakan lokasi terdekat untuk melihat keindahan Gunung Fuji. Ada banyak yang bisa dilakukan di area ini....
Day 2: Hakonemachiko & Shopping Day
Setelah tidur nyenyak semalam, pagi-pagi hari kami sudah bergegas untuk keliling lagi. Hari ini kami akan mengunjungi Hakone. Hakone berada di distrik Ashigarashimo, daerah ini adalah area berbukit, di area ini suhu udara lebih rendah dibandingkan di Tokyo.
Jalan yang kami lalui dari Tokyo menuju sini, di kiri kanannya terdapat rumah-rumah penduduk yang cantik dengan berbagai bentuk. Berhubung ini masih bulan April awal, pohon-pohon Sakura sebagian besar sudah mengeluarkan kuntumnya, sementara di area yang lebih tinggi, beberapa pohon sudah kembangnya sudah mekar.
Perjalanan selama 1,5 jam tak terasa dan kami pun tiba di Togedai, terminal untuk menumpang ropeway atau ber-plezir dengan kapal bajak laut. Kami memilih untuk naik kapal dan berlayar berkeliling Danau Ashi atau Ashinoko, dengan rute Hakone-Machi dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Konon, Ashinoko (Lake Ashi) terbentuk karena letusan Gunung Hakone 3000 tahun lampau.
Dari sini, kami melanjukkan perjalanan menuju Owakudani.
Owakudani merupakan daerah yang masih memiliki zona vulkanik aktif.Sumber air panas yang memiliki kandungan belerang di Owakudani banyak yang dijadikan tempat untuk merebus Kuro Tamago, yaitu telur ayam khas Owakudani yang dimasak di air belerang sehingga kulitnya menjadi hitam.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika Anda memakan telur ini akan menjadi lebih muda 7 tahun per butirnya. Nah, jika sekarang Anda berumur 40 tahun, dan ingin 21 tahun lebih muda, silahkan saja makan 3 telur. Saya mencoba makan satu telur, menurut saya rasanya sama saja dengan telur yang dimasak / direbus dengan cara biasa. Warna hitam gelamnya dikarenakan sang penjual telah merendam telur-telur tersebut selama ½ - 1 hari lamanya.
Setelah makan siang di sebuah restoran yang bentuknya cukup unik, sebuah kincir angin, menyajikan makanan prasmanan dengan berbagai menu, ada oriental, Japanese fusion, dan juga internasional, jika tak salah ingat namanya Mihana Restaurant. Dari lantai atasnya, kami bisa menyaksikan kecantikan Fuji san. Menurut guide yang menemani kami, sangat jarang gunung Fuji ‘menampakkan’ dirinya secara utuh. Hal ini dikarenakan area ini sering tertutup kabut dan awan.
Shop ‘till You Drop
Seselesainya kami makan siang di sini, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Gotemba Premium Outlet. Ini adalah sebuah area belanja yang sangat luas, sedikitnya ada 210 premium outlet seperti McQueen, Anna Sui, GAP, dan masih ada lagi, bahkan untuk anak-anak ada outlet LEGO yang menjual produknya dengan harga miring. Saat berada di sini, ada satu titik, jika Anda beruntung, Anda bisa melihat dan memotret Fuji san dengan sempurna. Area ini terbilang cukup sepi. Saya dan seorang teman mencoba berbagai angle untuk mengabadikan sang gunung. Ehhh.. ada yang lupa, di Gotemba ini, jika Anda sudah puas berbelanja, Anda juga bisa duduk manis, ngopi-ngopi di beberapa kedai kopi kecil. Di salah satu pojokan, terdapat kedai wafel bernama Wafel House, baunya menggiurkan! Ternyata rasanya pun cukup membuat lidah menari.
Hari semakin sore, suhu udara menunjukkan 5 derajat Celcius. Kamipun bergegas untuk menyudahi sesi belanja hari ini. Malam ini kami tidur Jiragonno Fujino Yakata Hotel. Namanya cukup panjang ya? Jalanan yang meliak-liuk dari Gotemba ke hotel yang berada di area Narusawamura cukup mengesankan, akhirnya kami tiba. Suhu udara di luar sudah -1derajat... saat keluar dari bus brrrr... dinginnya... kami segera berlari memasuki lobi hotel.
Selesai proses check-in, masuk kamar masing-masing, berhubung lapar sudah menyerang perut kami, akhirnya kami langsung putuskan untuk makan malam. Di hotel ini, menyajikan makan malam dan makan pagi secara prasmanan dengan menu ala Jepang tentunya!
Selesai makan malam, saya dan dua teman wanita berkeliling hotel, dan.... kami memutuskan untuk mencoba Onsen, yaitu berendam gaya Jepang di malam hari. Cukup kikuk untuk saya dan teman-teman yang baru pertama kali mencoba hal ini, karena di sini kami harus berendam tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh. Hanya bagian kepala saja yg ditutupi handuk kecil. Ritualnya pun kami lalukan, mulai dari mandi seka-seka hingga bersih di area yang sudah disediakan semua perlengkapannya, lalu nyemplung ke pool air hangat alami.
Air hangat belerang ini asalnya dari Owakudani. Berendam pun hanya boleh 10 menit paling lama, setelah itu, kembali mandi dengan sabun dan seka-seka di tempat pertama tadi. Tubuh terasa sangat bersih! Kami kembali ke kamar masing-masing dan selamat tidur...