Bangsa Jepang adalah bangsa yang sangat sopan dan perasa sehingga etika adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Walaupun mereka tidak mengharapkan orang-orang luar negeri untuk mengikuti kebiasaan mereka seratus persen, tetapi usaha untuk mengikuti tata-krama Jepang akan sangat dihargai. Berikut adalah beberapa tips yang wajib diketahui sebelum menjejakkan kaki di negara yang ultra-modern sekaligus kuno ini.
1. MEMBUNGKUK
Meskipun mengucapkan salam sambil membungkuk adalah hal yang amat sering kita temui diantara orang-orang Jepang, tapi bagi orang luar negeri, jabatan tangan waktu berkenalan juga sering digunakan, diikuti dengan anggukan yang sopan. Sikap semakin membungkuk menunjukkan derajat hormat seseorang.
2. MASKER
Gunakanlah masker waktu terserang influensa, supaya tidak menularkan penyakit itu kepada orang lain. Sebab itu di jalan-jalan akan sering kita temukan orang-orang Jepang yang bermasker.
3. NO TIP
Pegawai atau petugas yang bekerja di bidang jasa di Jepang tidak kenal yang namanya Uang Tip. Bagi mereka sangat tabu menerima tip dari tamu, karena mereka merasa sudah digaji untuk pekerjaan yang mereka lakukan. Jika Anda tetap memberi mereka akan tetap mengembalikan.
4. BUKA ALAS KAKI
Di Jepang (dan mungkin negara Asia lainnya) sangatlah jamak membuka sepatu saat masuk ke rumah/ apartment/ kamar hotel, atau bahkan beberapa restoran. Untuk itu, sangat disarankan untuk mengenakan kaos kaki, sehingga saat Anda harus membuka sepatu, Anda akan tetap mengenakan sesuatu sebagai alas kaki. Bila Anda berkunjung ke rumah/ apartemen orang Jepang, sebelum masuk rumah, biasanya tamu akan ditawari sandal. Gunakan dengan kaki kita yang berkaus kaki atau stoking.
Gantilah sandal dengan sandal khusus yang digunakan di toilet bila kita ke toilet. Tinggalkan sepatu yang kita pakai dalam keadaan terjejer rapi, dan untuk pelayanan kepada tamu biasanya nyonya rumah akan merapikan dan letak sepatu kita menghadap ke luar rumah agar kita dapat segera menggunakannya kembali saat meninggalkan rumah.
5. JANGAN PAMER TATO
Jika di negara lain tato adalah seni, beda dengan di Jepang. Anda akan dianggap sebagai bagian dari salah satu geng mafia. Makanya jangan memamerkan tato di area umum, salah-salah Anda dijauhi orang.
6. TOILET
Toilet di Jepang biasanya tidak menjadi satu dengan kamar mandi. Ada dua jenis toilet di Jepang yaitu jenis duduk dan jenis jongkok. Apapun jenisnya tidak tersedia gayung ataupun ember untuk menyiram di dalam toilet. Gunakanlah kertas toilet yang tersedia untuk membersihkan diri, sehingga tidak membasahi toilet yang biasanya selalu dalam keadaan kering.
Tutup kembali jamban yang telah dipakai, bukan hanya supaya tetap bersih, tetapi kebanyakan toilet di Jepang dilengkapi dengan pemanas yang akan menjaga permukaan jamban tetap hangat ketika diduduki (khususnya saat musim dingin). Membiarkan kloset tetap terbuka akan sangat berpengaruh pada tagihan listrik bulan berikutnya. Sepele? Mungkin, tapi ini penting untuk diperhatikan.
7. ATURAN MAKAN
Dalam budaya Jepang, jamuan makan selalu diikuti dengan tata cara yang relatif lebih formal dan sopan jika dibandingkan dengan aturan dalam jamuan tradisional Cina.Walaupun keduanya sama-sama menggunakan sumpit, mangkuk, dan sendok bebek sebagai alat bantu makan yang paling utama, tetapi tetap banyak perbedaannya. Seperti,cara mengangkat mangkuk, menerima makanan dengan sumpit, juga sikap tubuh, caraduduk, dan beberapa hal lain. Datang tepat waktu juga bagian dari tata cara etiket makan Jepang.
Tatami: biasanya, jamuan makan Jepang diselenggarakan dalam ruangan bernama tatami, yakni ruangan gaya tradisional Jepang yang beralaskan tikar bambu tanpa kursi. Di sini Anda diharuskan melepas alas kaki, namun masih tetap boleh mengenakan kaos kaki. Sikap tubuh saat duduk lesehan di atas tikar adalah duduk di atas dua telapak kaki yang ditekuk.
Sumpit: banyak aturan saat makan menggunakan sumpit. Sumpit biasanya tidak ikut diayun-ayunkan bersama gerakan tangan ketika sedang berbicara, dipukul-pukulkan ke meja atau digunakan untuk mendorong piring dan mangkok. Sumpit biasanya tidak diletakkan begitu saja di atas meja, melainkan di atas serbet, di atas sandaran sumpit atau di atas mangkok. Sumpit dianggap tabu untuk ditusukkan berdiri di dalam mangkok berisi nasi karena menyerupai hio yang dinyalakan untuk mendoakan arwah orang yang meninggal. Sumpit biasanya tidak dipakai untuk memilih-milih apalagi mengacak-acak makanan di piring lauk, dan makanan dilarang dikembalikan lagi kalau sudah diambil.
Orang Jepang biasanya mengatakan Itadakimasu sebelum makan dan gochisosama setelah selesai makan. Salam ini diucapkan sebagai ungkapan terimakasih kepada orang yang memasak, dan terlebih kepada Sang Pencipta.
8. MEMOTRET
Siapa sih yang nggak suka memotret saat berjalan-jalan, apalagi ke Jepang, banyak objek yang bisa diabadikan. Di Jepang hal ini memang tidak dilarang, tetapi ada area-area yang dilarang yaitu di Bank. Di sini Anda sama sekali tidak diperkenankan untuk memotret, meskipun dari luar atau hanya gedungnya saja.
Memotret orang secara langsung apalagi mengarahkan kamera ke sesorang sangatlah tidak pantas. Mungkin Anda bisa melakukannya secara candid, tapi awas saja jika ketahuan dan si ‘objek’ tidak terima, bisa panjang urusannya. Untuk hal ini, sebaiknya Anda tanyakan lebih dulu apakah orang tersebut boleh dijadikan objek bidikan Anda. Di area keramaian publik atau tempat wisata tertentu, penggunaan tripot kadang dilarang. Jadi perhatikan rambu-rambunya, saat ingin memotret di area umum.
9. MANDI di ONSEN
Mandi di onsen artinya adalah berendam di kolam air panas. Ada kolam air panas yang bersama-sama, ada juga yang private. Bila Anda memilih untuk mandi di onsen yang bersama (lebih murah, dan di beberapa hotel adalah bagian dari fasilitas), haruslah melakukan hal berikut ini, atau Anda akan kena semprot penggunaka kolam, lain.
Hal pertama adalah Anda wajib bugil. Anda harus melepaskan semua pakaianmu di ruang ganti dan hanya bermodalkan sebuah handuk kecil untuk menutupi private part kamu. Sebelum nyemplung ke kolam, Anda harus mandi, bukan hanya agar tubuh bersih, tetapi juga untuk membiasakan diri dengan temperatur air kolam yang bisa mencapai 40 derajat.
Setelah bersih, silahkan masuk ke kolam. Jangan lupa juga membawa handuk kecil, bukan hanya untuk menutupi kemaluan, tetapi setelah Anda masuk kolam, handuk tersebut harus diletakkan di atas kepala. Jangan membawa masuk handuk ke dalam kolam seperti yang saya alami, dan kena semprotlah saya oleh pengunjung kolam lainnya, dan saya pun hanya bisa bilang Mōshiwakearimasen….. Hehehhe….
Ingat, kolam ini hanya untuk berendam, jadi jangan lompat ya, jangan menyelam juga.! Caranya adalah perlahan namun pasti, mulai dari kaki, pelan-pelan masukkan bagian tubuh atas hingga ke leher.
Setelah di dalam kolam berilah salam kepada orang lainnya. Berendam ada waktunya, paling lama hanya 20 menit, tapi jika baru 10 menit Anda merasa pusing, segera keluar dari kolam. Hal ini bisa dikarenakan tubuh Anda tidak bisa menerima hawa panas, atau bau mineral yang terkandung dalam airnya membuat Anda pusing,
Selasai berendam, kembali bilas atau mandi di tempat Anda bilas / mandi seperti sebelum berendam tadi. Di beberapa onsen menyediakan ruang ganti yang dilengkapi dengan pengering rambut. Jangan lupa untuk banyak minum setelah berendam.
10. PUBLIC TRANSPORTATION
Saat berkelana di Jepang dengan menggunaan transportasi umum, yang harus diperhatikaan adalah penggunaan telpon umu, merokok, makanan dan minuman. Makan, minum, dan merokok sudah pasti dilarang di kendaraan umum, khusunya di kereta. Mobile phone sebaiknya di switch ke silent mode.
Pada jam sibuk, jangan pernah membawa barang bawaan besar seperti tas atau koper dalam jumlah banyak atau besar. Anda akan menerima complain dari penumpang lainnya jika tetap melakukannya.
Di setiap transportasi umum terdapat priority seat atau tempat duduk bertanda khusus yang biasanya diperuntukkan bagi orang lanjuit usia, orang cacat / sakit, ibu hamil, atau orang membawa bayi. Jika Anda bukan salah satu dari emapt kategori ini, jangan coba-coba mendudukinya.
Saat berada di kendaraan umum, menatap (staring) seseorang adalah hal yang tabu (kebalikannya di Indonesia banyak yang seperti ini :D ). Agak susah memang jika keadaan kereta sedang penuh, karena jarak pandang yang sangat pendek dengan orang lain. Karena itu kebanyakan warga Jepang ‘sok’ sibuk sendiri seperti membaca koran, main game, cek mobile phone, atau pura-pura baca iklan di bagian atas di dinding kereta, dan pilihan terakhir adalah merem atau pura-pura tidur.