CANTIKNYA DANAU 3 WARNA DI GUNUNG KELIMUTU

Gunung Kelimutu yang berada di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan taman nasional yang menyajikan pemandangan mengesankan. Memiliki ketinggian 1.639 meter, terdapat tiga danau yang masing-masing memiliki warna yang berbeda.

Gunung Kelimutu, di ketinggian 5.377 kaki, tiga danau dengan warna yang berebeda dan berubah-ubah itu dinamakan Danau Tiga Warna.  Kelimutu berasal dari dua kata dalam bahasa setempat berarti Gunung (keli) Mendidih (mutu). Tiga danau yang ada di atasnya memiliki nama dan arti  sesuai dengan warna airnya. Danau berwarna biru atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau "Tiwu Ata Polo" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau "Tiwu Ata Mbupu" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal. Masyarakat setempat percaya saat air danau berubah warna, mereka harus mempersembahkan sesajen.

Pertama kali danau ini ditemukan oleh Seorang Belanda (beribu orang Lio) pada tahun 1915, Van Such Telen. Secara ilmiah perubahan warna Danau Kelimutu merupakan faktor kandungan mineral, lumut dan batu-batuan di dalam kawah dan juga pengaruh cahaya Matahari. Para ilmuwan yakin bahwa danau ini terbentuk dari erupsi gunung vulkanik pada zaman purba. Fenomena ini telah menarik perhatian para ahli geologi karena keberadaan danau yang memiliki tiga warna yang berbeda namun berada di gunung yang sama ini. Masyarakat lokal di Moni, yakin bahwa orang-orang yang tinggal di sekitar danau telah berbuat jahat dan meninggal.


Taman Nasional Gunung Kelimutu adalah rumah bagi 19 jenis burung yang hamper punah, oleh sebab itu, saat berkunjung ke sini jangan ganggu burung-burung itu ya. Jenis burung tersebut adalah Punai Flores (Treron Floris), Burung Hantu Wallacea (Otus Silvicola), Sikatan Rimba-Ayun (Rhinomyias Oscillans), Kancilan Flores (Pachycephala Nudigula), Sepah Kerdil (Pericrocotus Lansbergei), Tesia Timor (Tesia Everetti), Opior Jambul (Lophozosterops Dohertyi), Opior Paruh Tebal (Heleia Crassirostris), Cabai Emas (Dicaeum Annae), Kehicap Flores (Monarcha Sacerdotum), Burung Madu Matari (Nectarinia Solaris), Dan Elang Flores (Spizaetus Floris).

Apa yang dilakukan di Gunung Kelimutu dan sekitarnya?
  • Mendaki merupakan alasan datang Ke Moni atau Ende. Beberapa bagian dari taman nasional dilarang untuk dikunjungi karena ketidakstabilan panas bumi. Trekking paling aman berada di antara Moni dan Gunung Kelimutu. Panjang trekking sejauh 12 km dan memakan waktu sekitar 30 menit.
  • Menyaksikan kecantikan alam saat Sang Surya kembali ke peraduannya sambil menikmati teh jahe yang dijajakan oleh masyarakat setempat.
  • Berbelanja Tenun Ikat khas Flores. Setiap daerah di NTT memiliki corak dan warna yang khas.

Bagaimana mencapai Gunung / Danau Kelimutu?

  • Berasumsi Anda berangkat dari Jakarta, tujuan pertama dengan pesawat adalah Labuan Bajo.
  • Kota terdekat dengan gunung ini adalah Moni, sekitar  66 Km dari Kota Ende.
  • jarak dari Moni  ke Kelimutu sekitar15 Km.
  • Jarak dari Pintu gerbang utama ke Puncak Taman Nasional Kelimutu: 15 Km (1 – 1,5jam Trekking

Makanan apa yang dapat dinikmati di Flores? 


  • Jagung Titi:Camilan sehat tanpa minyak yang proses pembuatannya agak ‘sakti’. Jagung disangrai menggunakan periuk tanah. Setelah mekar, jagung ditumbuk sampai pipih , menyerupai keripik. Saktinya adalah para ibu yang membuat camilan ini tidak menggunakan sutil atau spatula. Kebayang dong panasnya periuk di atas api. 
  • Kue Rambut: Kudapan ini terbuat dari tepung beras, tepung terigu, dan tepung kanji, serta gula merah. Proses pembuatannya pun masih sederhana. Hanya dengan kaleng bekas (tetunya yang bersih) yang dibolongi kecil-kecil, adonan dibentuk seperti mie. Hasilnya, manis dan renyah.
  • Rebok: Ini adalah ‘biskuit’ tradisional masyarakat Flores. Tepung beras dan kelapa parut dijadikan adonan, kemudian  di-sauté (menggoreng tanpa minyak)  di atas api.
  • Tapa Kolo: Tapa berarti Bakar, dan Kolo berarti Nasi Bambu  adalah nasi merah/ putih, atau ketan putih yang dibakar dalam bambu. Sebelum diisi, bambu dialaskan  daun pisang atau daun keladi. Isinya bisa ditambahkan daging babi atau daging ayam. Kemudian bambu dibakar selama 1jam.
  • Moke: Ini minuman khas Flores. Moke adalah nira hasil sadapan dari pohon lontar atau pohon enau. Di daerah lain minuman ini dikenal dengan nama Tuak. Orang Flores selalu menikmati tuak bila ada pesta. Tidak ada pesta tanpa tuak. Tuak sudah menyatu dengan pesta. Makan daging tanpa tuak terasa hambar dan kekurangan. Tuak membuat rasa komplit. Moke juga disajikan dalam acara-acara adat, tapi hanya orang dewasa saja yang diperbolehkan meminumnya.






Yuktravel ingin mengirimkan notifikasi promo menarik langsung ke perangkat Anda.

Lain kali  
WhatsApp